NAMA : ZAHRAH
YUSNIA NURUL
KELAS : 3EA16
NPM
: 19210444
1. Tuliskan bagaimana
penalaran dipergunakan dalam proses berbahasa?
Fungsi penalaran ini
lebih banyak memberi tekanan pada penggunaan
bahasa sebagai alat
berpikir, mengerti, dan menciptakan konsep-konsep.
Bahasa digunakan
untuk bernalar. Pelajaran teoretik suatu ilmu, penerapan
ilmu secara praktis,
penciptaan konsep-konsep baru, dan perumusan gagasangagasan
dilakukan dengan
bahasa penalaran. Pengajaran bahasa dapat
dilakukan dengan
latihan bernalar, seperti berpikir logis, analitis, dan
sintesis, serta
evaluatif.
2. Carilah sebuah
kasus, lalu analisis, dan kaitkan dengan metode imiah?
Contoh kasus
”Rumah makan padang
yang sepi pengunjung”
Analisis
Apabila ada sebuah
rumah makan mengalami sepi pengunjung pastinya ada sebab mengapa hal tersebut
bisa terjadi,bisa karena faktor ekstern ataupun intern.
Kaitan dengan metode
ilmiah
Dengan metode ilmiah
kita bisa melakukan penelitian dan mencari tahu mengapa hal tersebut bisa
terjadi,bisa dilakukan dengan wawancara ataupun kuisioner,apabila penyebabnya
berasal dari intern bisa karena harganya yang mahal dibandingkan dengan rumah
makan padang yg lain atau karena rasanya yang kurang enak.
Dan faktor intern mungkin
konsumen membutuhkan variasi yaitu dengan menu yang lain sehingga konsumen
tidak bosan.
3. Jelaskan
perbedaan karangan ilmiah dan non ilmiah,dan berilah salah satu contoh?
Karangan ilmiah
merupakan suatu tulisan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan yang
dikomunikasikan lewat bahasa tulis yang formal dengan sistematis-metodis dan
menyajikan fakta umum serta ditulis menurut metedologi penulisan yang benar.
Karya ilmiah ditulis dengan bahasa yang konkret, gaya bahasanya formal,
kata-katanya teknis dan didukung fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya .
Karangan non
ilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak
didukung fakta umum, ditulis berdasarkan fakta pribadi, umumnya bersifat
subyektif, gaya bahasa biasanya abstrak , gaya bahasanya formal dan popular.
1.1 Latar Belakang
Makanan jajanan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan
dari kehidupan masyarakat dan anak sekolah sehingga tingkat konsumsinya akan
terus meningkat. Seiring dengan hal tersebut, penggunaan Bahan Tambahan Pangan
(BTP) pada makanan jajanan juga meningkat. Kandungan natrium dalam beberapa BTP
yang digunakan dalam proses pengolahan makanan dapat meningkatkan kandungan
natrium dalam makanan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
kandungan natrium pada makanan jajanan yang dijual di SD Pangudi Luhur
Bernardus Semarang. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif.
Sampel makanan jajanan sebanyak 15 jenis yang didapatkan dari hasil survey
kepada 43 siswa tentang makanan jajanan yang paling sering dikonsumsi.
Kandungan natrium pada makanan jajanan ini dianalisis di laboratorium dengan
metode AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer). Hasil: Dari hasil survei pada
43 siswa diketahui ada 15 makanan jajanan yang sering dikonsumsi siswa di SD
Pangudi Luhur Bernardus Semarang. 73,3% diantaranya merupakan makanan olahan
rumah tangga dan 26,7% lainnya adalah makanan olahan pabrik. Rerata kandungan
natrium pada makanan jajanan tersebut adalah 383,6 mg. Kandungan natrium pada
makanan jajanan tersebut tidak hanya berasal dari kandungan alami bahan makanan
tetapi juga berasal dari BTP yang ditambahkan. Sebanyak 93,3% makanan jajanan
tersebut mengandung tinggi natrium dalam setiap kemasan saji. Simpulan:
Sebagian besar makanan jajanan mengandung tinggi natrium pada setiap kemasan
sajinya dan hampir semua makanan jajanan menggunakan BTP yang mengandung
natium.
1.3.TUJUAN
PENELITIAN
-Untuk mengetahui Bahaya makanan berfomalin atau borak.
-Untuk mengetahui faktor – faktor penyebab pada setiap orang.
-Untuk mengetahui apa itu zat formalin.
Metode yang kami gunakan adalah:
-Deskriptif
-Kajian pustaka dilakukan dengan mencari literatur di internet da buku – buku
panduan
1.5.SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Perumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian
1.4. Metode Penelitian
1.5. Sistematika penulisan
KERANGKA TEORI
2.1. Pengertian Rokok
2.2. Dampak dari merokok
2.3. Faktor penyebab merokok pada remaja
2.4. Upaya mengatasi rokok
BAB III
ZAT YANG TERKANDUNG DALAM MAKANAN BERFOMALAIN
3.1. Formalin dan Reaksi Kimia (Pembakaran)
3.2. Reaksi pembakaran
3.3. proses Oxomethane, Formoform
3.4. Borak dan formalin
3.5. Gas CO (Karbon Mono Oksida)
3.6. HCHO dan Methyl oxide
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
1.4.METODE PENELITIAN
BAB II
2.1 Karya tulis ini menjelaskan tentang bagaimana sekarang
ini banyak kejadian penggunaan boraks dan formalin sebagai bahan pengawet
makanan.Di mana kedua bahan tersebut sangat dilarang digunakan sebagai bahan
baku makanan.Dan jika penggunaannya terus dilakukan dan dikonsumsi dapat
menyebabkan berbagai penyakit terutama kanker dan bahkan kematian untuk tingkat
yang lebih lanjut.Hal ini telah menjadi hal yang cukup serius dan menjadi suatu
masalah yang berusaha diselesaikan dengan baik oleh berbagai pihak terutama
pemerintah.Sebagai pusat utama kelangsungan negara, pemerintah harus dapat
dengan bijak memutuskan dan bertindak bagaimana penanganan kasus
tersebut.Terutama kasus pada pembuatan bakso dengan bahan pengawet boraks dan
berbagai makanan seperti ikan asin serta tahu yang diawetkan dengan menggunakan
formalin.Berbagai solusi kami tuliskan di sini.Tetapi solusi tersebut tidaklah
semuanya dapat dijalankan dengan hasil yang cepat dan ada kemungkinan banyak
faktor yang menyebabkan penyelesaian masalah ini tidak dapat diselesaikan
dengan baik.Karena masalah ini harus kembali lagi kepada masyarakatnya yang
terlibat langsung. Boraks merupakan garam natrium yang banyak digunakan di
berbagai industri nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu,
dan keramik.Boraks biasa berupa serbuk kristal putih, tidak berbau, mudah larut
dalam air, tetapi boraks tidak dapat larut dalam air keras .Boraks biasa
digunakan sebagai pengawet dan antiseptic kayu.Daya pengawet yang kuat dari
boraks berasal dari kandungan asam borat didalamnya.Asam borat sering digunakan
dalam dunia pengobatan dan kosmetika.Misalnya, larutan asam borat dalam air
digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater.Asam borat juga
digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung, dan salep luka kecil. Namun bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada luka
luas, karena beracun ketika terserap masuk dalam tubuh.Berikut beberapa
pengaruh boraks pada kesehatan.
2.2 dampak makanan befomalin
Beberapa
pengaruh formalin terhadap kesehatan adalah sebagai berikut:
a. Jika terhirup
akan menyebabkan rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan ,sukar bernafas,
nafas pendek, sakit kepala, dan dapat menyebabkan kanker paru-paru.
b. Jika terkena kulit
akan menyebabkan kemerahan pada kulit, gatal, dan kulit terbakar
c. Jika terkena
mata akan menyebabkan mata memerah, gatal, berair, kerusakan mata, pandangan
kabur, bahkan kebutaan
d. Jika tertelan akan
menyebabkan mual, muntah-muntah, perut terasa perih, diare, sakit kepala,
pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit membiru,
hilangnya pandangan, kejang, bahkan koma dan kematian.
2.3 Faktor- faktor penyebab formalin dan borak
Boraks dan formalin akan berguna dengan positif bila memang digunakan sesuai
dengan seharusnya, tetapi kedua bahan itu tidak boleh dijadikan sebagai
pengawet makanan karena bahan-bahan tersebut sangat berbahaya, seperti telah
diuraikan diatas pengaruhnya terhadap kesehatan.Walaupun begitu, karena ingin
mencari keuntungan sebanyak-banyaknya, banyak produsen makanan yang tetap
menggunakan kedua bahan ini dan tidak memperhitungkan bahayanya.
Pada umumnya, alasan para produsen menggunakan formalin dan
boraks sebagai bahan pengawet makanan adalah karena kedua bahan ini mudah
digunakan dan mudah didapat, karena harga nya relatif murah dibanding bahan
pengawet lain yang tidak berpengaruh buruk pada kesehatan.Selain itu, boraks
dan formalin merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga
menghasilkan rupa yang bagus, misalnya bakso dan kerupuk.Beberapa contoh
makanan yang dalam pembuatannya sering menggunakan boraks dan formalin adalah
bakso, kerupuk, ikan, tahu, mie, dan juga daging ayam.
Formalin
dan boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia karena
merupakan racun.Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan
mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita tidak dapat mengetahui seberapa
besar kadar konsentrat formalin dan boraks yang digunakan dalam suatu
makanan.Oleh karena itu lebih baik hindari makanan yang mengandung formalin dan
boraks.Berikut adalah beberapa cara mengidentifikasi makanan yang menggunakan
formalin dan boraks.
a.Bakso yang
menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan bakso
yang menggunakan banyak daging.
b.Kerupuk yang
mengandung boraks kalau digoreng akan mengembang dan empuk, teksturnya bagus
dan renyah.
c.Ikan basah yang
tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar, insang berwarna merah tua dan tidak
cemerlang, dan memiliki bau menyengat khas formalin.
d.Tahu yang berbentuk
bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet hingga lebih dari
e.Mie basah
biasanya lebih awet sampai 2 hari pada suhu kamar (25 derajat celcius), berbau
menyengat, kenyal, tidak lengket dan agak mengkilap.
BAB
III
ZAT
YANG TERKANDUNG DALAM MAKANAN BERFOMALIN
3.1 Zat yang terkandung
Komposisi dan dampak penggunaan formalin Berbagai data dari MSDS
(Material Safety Data Sheet) di bidang industri yang ada memberikan
informasi mengenai bahaya formalin. Formalin umumnya terdiri dari bahan
formaldehid 37% dan metil alkohol 10-15 %, terdapat dalam larutan-larutan dalam
berbagai kepekatan dan mempunyai bau yang menyengat dan bersifat racun. Jika
dikonsumsi dalam jangka panjang maka formaldehid dapat merusak hati, ginjal,
limpa, pankreas, otak dan menimbulkan kanker,terutama kanker hidung dan
tenggorokan.Keracunan akut formalin dapat menimbulkan vertigo dan perasaan mual dan muntah. Keracunan
akut metil alkohol dalam makanan dapat menyebabkan kebutaan, kerusakan hati dan
saraf dan menimbulkan kanker pada keturunan selanjutnya. Jadi kombinasi antara
formaldehid dan metil alkohol dalam formalin sebenarnya mempunyai efek
karsinogenik atau menimbulkan kanker secara
ganda. ini banyak
sekali publik yang telah mengkonsumsi makanan yang tidak sehat yang bisa
membahayakan kesehatan tubuh mereka, karena mereka banyak yang belum tahu
mengenai adanya zat-zat yang berbahaya yang terkandung dalam makanan yang
mereka konsumsi setiap harinya . Selain itu sekarang banyak sekali penjual
makanan yang menggunakan zat-zat yang tidak pantas digunakan untuk membuat
makanan yang akan dijajakan, dengan tujuan untuk mendapatkan untung
yang sebesar-besarnya demi memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. Karena pada saat
ini banyak sekali barang-barang kebutuhan masyarakat yang harganya melonjak
tinggi, sehingga banyak masyarakat yang tingkatannya menengah kebawah tidak
bisa menjangkau harga-harga tersebut. Dengan adanya masalah tersebut sekarang
banyak sekali publik yang menggunakan segala cara untuk memenuhi kehidupan
ekonomi mereka. Dan mungkin juga karena kurang adanya perhatian pemerintah
atau lembaga kesehatan Negara yang kurang memperhatikan masalah ini, padahal
masalah ini sangat penting bagi kehidupan masyarakat dan kelangsungan
perekonomian Negara. Dengan terbentuknya karya ilmiah ini, saya berharap supaya
masyarakat bisa menanggulangi masalah ini dan mencoba untuk merubah gaya
hidupnya demi kesehatan tubuh mereka.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Dalam Catatan sederhana ini
penulis menyarankan kepada,
1. Para konsumen untuk lebih berhati-hati
dalam memilih produk makanan guna menghindari pengonsumsian terhadap makanan
berformalin.
2. Para produsen diharapkan untuk menghindari
penggunaan formalin sebagai bahan pengawet.
3. Para pemerintah untuk lebih mengawasi
kejahatan yang beredar terhadap makanan yang mengandung zat berbahaya
(Formalin).
No comments:
Post a Comment