Friday 29 March 2013

TUGAS SOFTSKILL BAHASA INDONESIA



NAMA   : ZAHRAH YUSNIA NURUL
KELAS  : 3EA16
NPM      : 19210444


1. Tuliskan bagaimana penalaran dipergunakan dalam proses berbahasa?
Fungsi penalaran ini lebih banyak memberi tekanan pada penggunaan
bahasa sebagai alat berpikir, mengerti, dan menciptakan konsep-konsep.
Bahasa digunakan untuk bernalar. Pelajaran teoretik suatu ilmu, penerapan
ilmu secara praktis, penciptaan konsep-konsep baru, dan perumusan gagasangagasan
dilakukan dengan bahasa penalaran. Pengajaran bahasa dapat
dilakukan dengan latihan bernalar, seperti berpikir logis, analitis, dan
sintesis, serta evaluatif.
2. Carilah sebuah kasus, lalu analisis, dan kaitkan dengan metode imiah?

Contoh kasus
”Rumah makan padang yang sepi pengunjung”

Analisis
Apabila ada sebuah rumah makan mengalami sepi pengunjung pastinya ada sebab mengapa hal tersebut bisa terjadi,bisa karena faktor ekstern ataupun intern.

Kaitan dengan metode ilmiah
Dengan metode ilmiah kita bisa melakukan penelitian dan mencari tahu mengapa hal tersebut bisa terjadi,bisa dilakukan dengan wawancara ataupun kuisioner,apabila penyebabnya berasal dari intern bisa karena harganya yang mahal dibandingkan dengan rumah makan padang yg lain atau karena rasanya yang kurang enak.
Dan faktor intern mungkin konsumen membutuhkan variasi yaitu dengan menu yang lain sehingga konsumen tidak bosan.

3.  Jelaskan perbedaan karangan ilmiah dan non ilmiah,dan berilah salah satu contoh?
Karangan ilmiah merupakan suatu tulisan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis yang formal dengan sistematis-metodis dan menyajikan fakta umum serta ditulis menurut metedologi penulisan yang benar. Karya ilmiah ditulis dengan bahasa yang konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya teknis dan didukung fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya .
Karangan  non ilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum, ditulis berdasarkan fakta pribadi, umumnya bersifat subyektif, gaya bahasa biasanya abstrak , gaya bahasanya formal dan popular.



1.1 Latar Belakang

Makanan jajanan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat dan anak sekolah sehingga tingkat konsumsinya akan terus meningkat. Seiring dengan hal tersebut, penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) pada makanan jajanan juga meningkat. Kandungan natrium dalam beberapa BTP yang digunakan dalam proses pengolahan makanan dapat meningkatkan kandungan natrium dalam makanan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kandungan natrium pada makanan jajanan yang dijual di SD Pangudi Luhur Bernardus Semarang. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Sampel makanan jajanan sebanyak 15 jenis yang didapatkan dari hasil survey kepada 43 siswa tentang makanan jajanan yang paling sering dikonsumsi. Kandungan natrium pada makanan jajanan ini dianalisis di laboratorium dengan metode AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer). Hasil: Dari hasil survei pada 43 siswa diketahui ada 15 makanan jajanan yang sering dikonsumsi siswa di SD Pangudi Luhur Bernardus Semarang. 73,3% diantaranya merupakan makanan olahan rumah tangga dan 26,7% lainnya adalah makanan olahan pabrik. Rerata kandungan natrium pada makanan jajanan tersebut adalah 383,6 mg. Kandungan natrium pada makanan jajanan tersebut tidak hanya berasal dari kandungan alami bahan makanan tetapi juga berasal dari BTP yang ditambahkan. Sebanyak 93,3% makanan jajanan tersebut mengandung tinggi natrium dalam setiap kemasan saji. Simpulan: Sebagian besar makanan jajanan mengandung tinggi natrium pada setiap kemasan sajinya dan hampir semua makanan jajanan menggunakan BTP yang mengandung natium.



1.3.TUJUAN PENELITIAN

-Untuk mengetahui Bahaya makanan berfomalin atau borak.

-Untuk mengetahui faktor – faktor penyebab pada setiap orang.
-Untuk mengetahui apa itu zat formalin.


Metode yang kami gunakan adalah:
-Deskriptif
-Kajian pustaka dilakukan dengan mencari literatur di internet da buku – buku panduan

1.5.SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Perumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian
1.4. Metode Penelitian
1.5. Sistematika penulisan

KERANGKA TEORI
2.1. Pengertian Rokok
2.2. Dampak dari merokok
2.3. Faktor penyebab merokok pada remaja
2.4. Upaya mengatasi rokok

BAB III
ZAT YANG TERKANDUNG DALAM MAKANAN BERFOMALAIN 

3.1. Formalin dan Reaksi Kimia (Pembakaran)
3.2. Reaksi pembakaran
3.3. proses  Oxomethane, Formoform
3.4. Borak dan formalin
3.5. Gas CO (Karbon Mono Oksida)
3.6. HCHO dan Methyl oxide

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
4.2. Saran


1.4.METODE PENELITIAN

BAB II

2.1 Karya tulis ini menjelaskan tentang bagaimana sekarang ini banyak kejadian penggunaan boraks dan formalin sebagai bahan pengawet makanan.Di mana kedua bahan tersebut sangat dilarang digunakan sebagai bahan baku makanan.Dan jika penggunaannya terus dilakukan dan dikonsumsi dapat menyebabkan berbagai penyakit terutama kanker dan bahkan kematian untuk tingkat yang lebih lanjut.Hal ini telah menjadi hal yang cukup serius dan menjadi suatu masalah yang berusaha diselesaikan dengan baik oleh berbagai pihak terutama pemerintah.Sebagai pusat utama kelangsungan negara, pemerintah harus dapat dengan bijak memutuskan dan bertindak bagaimana penanganan kasus tersebut.Terutama kasus pada pembuatan bakso dengan bahan pengawet boraks dan berbagai makanan seperti ikan asin serta tahu yang diawetkan dengan menggunakan formalin.Berbagai solusi kami tuliskan di sini.Tetapi solusi tersebut tidaklah semuanya dapat dijalankan dengan hasil yang cepat dan ada kemungkinan banyak faktor yang menyebabkan penyelesaian masalah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik.Karena masalah ini harus kembali lagi kepada masyarakatnya yang terlibat langsung. Boraks merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai industri nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik.Boraks biasa berupa serbuk kristal putih, tidak berbau, mudah larut dalam air, tetapi boraks tidak dapat larut dalam air keras .Boraks biasa digunakan sebagai pengawet dan antiseptic kayu.Daya pengawet yang kuat dari boraks berasal dari kandungan asam borat didalamnya.Asam borat sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika.Misalnya, larutan asam borat dalam air digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater.Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung, dan salep luka kecil. Namun bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada luka luas, karena beracun ketika terserap masuk dalam tubuh.Berikut beberapa pengaruh boraks pada kesehatan.

2.2  dampak makanan befomalin 

Beberapa pengaruh formalin terhadap kesehatan adalah sebagai berikut:
a. Jika terhirup akan menyebabkan rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan ,sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala, dan dapat menyebabkan kanker paru-paru.
b. Jika terkena kulit akan menyebabkan kemerahan pada kulit, gatal, dan kulit terbakar
c. Jika terkena mata akan menyebabkan mata memerah, gatal, berair, kerusakan mata, pandangan kabur, bahkan kebutaan
d. Jika tertelan akan menyebabkan mual, muntah-muntah, perut terasa perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit membiru, hilangnya pandangan, kejang, bahkan koma dan kematian.

2.3 Faktor- faktor penyebab formalin dan borak 
Boraks dan formalin akan berguna dengan positif bila memang digunakan sesuai dengan seharusnya, tetapi kedua bahan itu tidak boleh dijadikan sebagai pengawet makanan karena bahan-bahan tersebut sangat berbahaya, seperti telah diuraikan diatas pengaruhnya terhadap kesehatan.Walaupun begitu, karena ingin mencari keuntungan sebanyak-banyaknya, banyak produsen makanan yang tetap menggunakan kedua bahan ini dan tidak memperhitungkan bahayanya.
Pada umumnya, alasan para produsen menggunakan formalin dan boraks sebagai bahan pengawet makanan adalah karena kedua bahan ini mudah digunakan dan mudah didapat, karena harga nya relatif murah dibanding bahan pengawet lain yang tidak berpengaruh buruk pada kesehatan.Selain itu, boraks dan formalin merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus, misalnya bakso dan kerupuk.Beberapa contoh makanan yang dalam pembuatannya sering menggunakan boraks dan formalin adalah bakso, kerupuk, ikan, tahu, mie, dan juga daging ayam.
Formalin dan boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia karena merupakan racun.Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita tidak dapat mengetahui seberapa besar kadar konsentrat formalin dan boraks yang digunakan dalam suatu makanan.Oleh karena itu lebih baik hindari makanan yang mengandung formalin dan boraks.Berikut adalah beberapa cara mengidentifikasi makanan yang menggunakan formalin dan boraks.
a.Bakso yang menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan bakso yang menggunakan banyak daging.
b.Kerupuk yang mengandung boraks kalau digoreng akan mengembang dan empuk, teksturnya bagus dan renyah.
c.Ikan basah yang tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar, insang berwarna merah tua dan tidak cemerlang, dan memiliki bau menyengat khas formalin.
d.Tahu yang berbentuk bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet hingga lebih dari
e.Mie basah biasanya lebih awet sampai 2 hari pada suhu kamar (25 derajat celcius), berbau menyengat, kenyal, tidak lengket dan agak mengkilap.


BAB III

ZAT YANG TERKANDUNG DALAM MAKANAN BERFOMALIN 

3.1 Zat yang terkandung 

Komposisi dan dampak penggunaan formalin Berbagai data dari MSDS (Material Safety Data Sheet) di bidang industri yang ada  memberikan informasi mengenai bahaya formalin. Formalin umumnya terdiri dari bahan formaldehid 37% dan metil alkohol 10-15 %, terdapat dalam larutan-larutan dalam berbagai kepekatan dan mempunyai bau yang menyengat dan bersifat racun. Jika dikonsumsi dalam jangka panjang maka formaldehid dapat merusak hati, ginjal, limpa, pankreas, otak dan menimbulkan kanker,terutama kanker hidung dan tenggorokan.Keracunan akut formalin dapat menimbulkan vertigo dan perasaan mual dan muntah. Keracunan akut metil alkohol dalam makanan dapat menyebabkan kebutaan, kerusakan hati dan saraf dan menimbulkan kanker pada keturunan selanjutnya. Jadi kombinasi antara formaldehid dan metil alkohol dalam formalin sebenarnya mempunyai efek karsinogenik atau menimbulkan kanker secara ganda. ini banyak sekali publik yang telah mengkonsumsi makanan yang tidak sehat yang bisa membahayakan kesehatan tubuh mereka, karena mereka banyak yang belum tahu mengenai adanya zat-zat yang berbahaya yang terkandung dalam makanan yang mereka konsumsi setiap harinya . Selain itu sekarang banyak sekali penjual makanan yang menggunakan zat-zat yang tidak pantas digunakan untuk membuat makanan  yang akan dijajakan, dengan tujuan untuk mendapatkan untung yang sebesar-besarnya demi memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. Karena pada saat ini banyak sekali barang-barang kebutuhan masyarakat yang harganya melonjak tinggi, sehingga banyak masyarakat yang tingkatannya menengah kebawah tidak bisa menjangkau harga-harga tersebut. Dengan adanya masalah tersebut sekarang banyak sekali publik yang menggunakan segala cara untuk memenuhi kehidupan ekonomi mereka. Dan mungkin juga karena kurang adanya perhatian pemerintah atau lembaga kesehatan Negara yang kurang memperhatikan masalah ini, padahal masalah ini sangat penting bagi kehidupan masyarakat dan kelangsungan perekonomian Negara. Dengan terbentuknya karya ilmiah ini, saya berharap supaya masyarakat bisa menanggulangi masalah ini dan mencoba untuk merubah gaya hidupnya demi kesehatan tubuh mereka.


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan




4.2  Saran
Dalam Catatan sederhana ini penulis menyarankan kepada,
1. Para konsumen untuk lebih berhati-hati dalam memilih produk makanan guna menghindari pengonsumsian terhadap makanan berformalin.
2. Para produsen diharapkan untuk menghindari penggunaan formalin sebagai bahan pengawet.
3. Para pemerintah untuk lebih mengawasi kejahatan yang beredar terhadap makanan yang mengandung zat berbahaya (Formalin).

No comments:

Post a Comment